Namunsangat malas jika membaca Al quran”. Persoalan itulah yang seharusnya segera diatasi. Karena peran pemuda sangat diperlukan dalam membangun peradaban. Jika pemudanya kuat dan tangguh maka bangsa ini akan maju namun jika sebaliknya bukan tidak mungkin bangsa besar akan hancur dengan sendirinya. Senada dengan Ustadz Ridwan Hamidi, ASPIRASIKU- Berikut ini adalah materi dan naskah Khutbah Jumat Singkat terbaru yang dilengkapi dengan bacaan arab dan doa di Khutbah ke 2. Teks naskah materi Khutbah Jumat Singkat ini bertemakan Jihad di Akhir Zaman yang disarankan dalam Agama Islam.. Pada momentum khutbah Jumat ini adalah saat penting kepada umat Islam agar dapat menjadikan BeliKhutbah Jumat Akhir Zaman - Penerbit Granada Mediatama. Harga Murah di Lapak Toko Harga Buku. Telah Terjual Lebih Dari 1. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. cash. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Khutbah Idul Fitri kali ini untuk menyemangati para pemuda supaya menjadi lebih pemberani dalam membela Islam. Khutbah Pertama Alhamdulillah hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu robbuna wa yardho. Asy-hadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika laah wa asy-hadu anna Muhammadan abduhu wa rasuuluh. Allahumma sholli ala Muhammad wa ala aalihi wa man taabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin. Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaha haqqo tuqootihi wa laa tamuutunna illa wa antum muslimin Allahommanfa’anaa bi maa allamtanaa wa alimnaa maa yanfa’unaa wa zidnaa ilmaa Amma ba’du … Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Detik ini kita telah berada di hari yang fithri, hari tidak berpuasa, setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah shiyam. Kita saat ini telah berada di hari kegembiraan. Kita bangga dengan puasa kita di saat kita berbuka dan berbangga pula dengan bekal puasa di hadapan Allah kelak. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Kumandang takbir pun sebagai penyempurna ibadah shiyam yang kita jalani selama sebulan penuh. Allah Ta’alaberfirman, وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu bertakwa pada Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” QS. Al Baqarah 185 اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Tema yang kita bahas kali ini adalah seputar pemuda agar penyemangat bagi mereka untuk segera bangkit dari tidur-tidur mereka. Kita lihat dalam khutbah Idul Fitri kali ini siapakah di antara mereka yang benar-benar mulia dan bagaimana penyimpangan saat ini serta bagaimana bandingan dengan anjuran Nabi shallallahu alaihi wa sallamdan keadaan pemuda pada masa emas Islam pada masa sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Moga Allah beri taufik dan hidayah bagi semua. اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Ini hadits pertama yang membicarakan tentang pemuda. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya di antaranya وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ “Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah,”HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031 Kalau sifat pemuda saat ini zaman now Israf dan tabdzir israf adalah memanfaatkan sesuatu berlebih dan tabdzir adalah memanfaatkan sesuatu kepada tempat yang tidak pantas atau maksiat Pemudinya buka-bukaan aurat Waktu banyak habis dengan hal yang sia-sia Senangnya mabuk-mabukan Senangnya pacaran hingga berzina Takut untuk menikah, namun senang berzina Pemuda malas berjamaah di masjid Paling durhaka kepada orang tua dan senang membentak orang tuanya Kurang berada dalam majelis ilmu tidak pernah mau menuntut ilmu agama Sebenarnya Allah kagum kepada pemuda yang berada di jalan yang lurus Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ “Sungguh Allah sangat mengagumi seorang pemuda yang tidak menyimpang dari kebenaran.” HR. Ahmad, 4151. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi Lihatlah amanah besar yang diberikan kepada para pemuda pada masa silam Abu Bakar pernah berkata kepada Zaid bin Tsabit dan ketika itu hadir pula Umar bin Al-Khattab, إِنَّكَ رَجُلٌ شَابٌّ عَاقِلٌ وَلاَ نَتَّهِمُكَ ، كُنْتَ تَكْتُبُ الْوَحْىَ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَتَتَبَّعِ الْقُرْآنَ فَاجْمَعْهُ “Engkau itu seorang pemuda yang cerdas dan kami pun tidak ragu padamu, engkau dahulu pernah menulis wahyu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, telusurilah Al-Qur’an lalu kumpulkanlah.” HR. Bukhari, no. 4679 Ini juga pujian dari Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu pada seorang pemuda seperti Zaid bin Tsabit yang diberi amanah untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Para pemuda harusnya menjauhi maksiat sejak masa muda, balasannya Allah akan menjaganya ketika tua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah memberi nasehat pada Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, يَا غُلاَمُ إِنِّى أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ “Wahai anak kecil, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” HR. Tirmidzi, no. 2516 dan Ahmad, 1293. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Pemuda tujuh tahun sudah menjadi imam shalat Amr bin Salimah pernah menjadi imam sejak usia belia. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari hadits berikut, Amr bin Abi Salimah menyatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, صَلُّوا صَلاَةَ كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، وَصَلُّوا كَذَا فِى حِينِ كَذَا ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ ، فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ ، وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا » . “Lakukanlah shalat ini pada waktu ini dan shalat itu pada waktu itu. Jika waktu shalat sudah masuk, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan azan dan yang paling banyak hafalan Qur’annya hendaklah menjadi imam.” Amr lantas mengatakan, فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّى ، لِمَا كُنْتُ أَتَلَقَّى مِنَ الرُّكْبَانِ ، فَقَدَّمُونِى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ ، وَأَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ ، سِنِينَ “Mereka semua saling memandang. Ketika itu tidak ada yang punya hafalan Qur’an yang lebih banyak dari diriku, karena sudah banyak mendapatkan hafalan dari para pengendara dahulu. Mereka pun mengajukan diriku sebagai imam bagi mereka, padahal aku masih berusia enam atau tujuh tahun.” HR. Bukhari, no. 4302 Para pemuda yang benci kepada orang kafir, bukan senang menyerupai mereka Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu menceritakan, “Ketika Perang Badar aku berada di tengah saja dari sisi kanan dan kiriku muncul dua orang pemuda yang masih sangat belia. Aku berharap seandainya saat itu aku berada di antara tulang-tulang rusuk mereka untuk melindungi mereka, pen.. Salah seorang dari mereka mengedipkan mata kepadaku dan berkata, “Wahai paman, engkau kenal Abu Jahal?” Kukatakan kepadanya, “Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya?” Pemuda itu kembali berkata, “Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku pun bersumpah kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati di tangannya.” Aku pun tercengang kaget dibuatnya. Lalu pemuda yang satunya lagi mengedipkan mata kepadaku dan mengatakan hal yang sama kepadaku. Seketika itu aku melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang. Aku berkata, “Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.” Mereka pun saling berlomba mengayunkan pedangnya hingga keduanya berhasil membunuh Abu Jahal.” Kemudian mereka menghadap Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bertanya, “Siapakah di antara kalian berdua yang membunuhnya?” Keduanya mengacung lalu mengatakan, “Saya yang telah membunuhnya.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam lantas bertanya, “Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?” Mereka menjawab, “Belum.” Perawi berkata, “Lalu beliau memeriksa pedang mereka dan bersabda, كِلاَكُمَا قَتَلَهُ Kalian berdua telah membunuhnya.’” Kemudian beliau memutuskan bahwa harta rampasannya untuk Mu’adz Ibnu Amr Ibnu al-Jamuh. Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin Afra’ dan Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh.HR. Bukhari, no. 3141 dan Muslim, no. 1752 Cara membahagiakan orang tua Atha’ pernah ditanya oleh seseorang yang ibunya meminta kepadanya untuk shalat wajib dan puasa Ramadhan saja tidak ada amalan sunnah, pen., apakah perlu dituruti. Atha’ mengatakan, “Iya tetap dituruti perintahnya tersebut.” Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 67. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398 Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang dirinya dan orang tuanya disayangi oleh Rasul shallallahu alaihi wa sallammenyatakan bahwa ia memiliki seribu pohon kurma. Ia memang sengaja mempercantik atau merapikannya. Lalu ada yang berkata pada Usamah, kenapa bisa sampai lakukan seperti itu. Usamah menjawab bahwa ibunya sangat suka jika melihat keadaan kebun kurma itu indah, maka ia melakukannya. Apa saja hal dunia yang diminta oleh ibunya, ia pasti memenuhinya. Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 225. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 396 Nikah muda itu jadi ajaran Nabi, bukan menunda nikah, bukan takut menikah, bukan orang tua persulit nikah hingga mapan Dari Alqamah, ia berkata bahwa ia pernah berjalan bersama Abdullah di Mina. Lantas Abdullah bertemu dengan Utsman. Ia pun berdiri bersama Utsman kemudian berbincang-bincang, Utsman berkata pada Abdullah, “Wahai Abu Abdirrahman, kenapa engkau tidak menikahi seorang gadis saja yang masih muda supaya ia mengingatkanmu pada masa lalumu.” Abdullah mengatakan, “Dorongan untuk menikah seperti itu pernah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada kami, يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ » “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah , maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” HR. Bukhari, no. 5065 dan Muslim, no. 1400. Pemuda kalau menurut ulama Syafi’iyah adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun. Syarh Shahih Muslim, 9154 Dari penjelasan ini, mana sekarang pemuda pemberani? Mana pemuda yang Tidak mau boros dan tidak menyusahkan orang tuanya, mau bekerja dan mandiri? Menutup aurat, bukan umbar aurat? Pintar memenej waktu dan memanfaatkannya untuk kebaikan? Yang tidak gemar bermaksiat? Yang gemar berada di lingkungan yang baik? Yang berani menikah dan tidak cemen, bukan maunya terus berzina? Yang shalat lima waktu rutin di masjid, mengumandangkan azan, dan menjadi imam shalat? Senang berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua? Senang tholabul ilmu ngaji biar semakin dekat kepada Allah? Kami tunggu pemuda-pemuda pemberani yang moga bangkit segera setelah Ramadhan ini. Aquulu qouli hadza, wastaghfirullaha lii wa lakum wa li saa-iril muslimin innahu huwas sami’ul aliim. Khutbah Kedua Ahmadullah Robbi wa asykuruhu, wa asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh, Allahumma shalli wa sallim ala nabiyyinaa Muhammad wa ala aalihi wa ash-habihi ajma’in. Jamaah Shalat Ied yang moga senantiasa diberkahi oleh Allah Ta’ala … Hari ini juga punya keistimewaan karena bertemunya dua ied yaitu shalat Idul Fitri dan shalat Jumat. “Ibnu Az-Zubair ketika hari ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az-Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu Abbas berada di Thaif. Ketika Ibnu Abbas tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan ajaran Nabi ashobas sunnah.” HR. Abu Daud no. 1071. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamberjumpa dengan hari ied Idul Fithri atau Idul Adha, pen, satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minkaSemoga Allah menerima amalku dan amal kalian.” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Fath Al-Bari, 2446 اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى اللَّهُمَّتَقَبَّلْ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتِلاَوَتَنَا إِنَّكَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ أكْثِرْ أَمْوَالَنَا، وَأَوْلاَدَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَنَا وَأطِلْ حَيَاتَنَا عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Taqabbalallahu minna wa minkum shalihal a’mal. Kullu aamin wa antum bi khair. — Diselesaikan pada Jumat pagi, 1 Syawal 1439 H 15-06-2018 di rumah tercinta Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, persiapan Khutbah Ied di Pesantren Darush Sholihin Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan takwa kepada Allah, karena ketakwaan menjadi parameter utama untuk mengukur tingkat kemuliaan manusia. Istiqamah adalah kunci agar semangat bertakwa senantiasa tertanam dalam diri hingga akhir hayat. Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan kembali bahwa zaman senantiasa bergerak secara dinamis. Banyak perubahan yang terjadi, baik secara teknologi, sosial-budaya, maupun tata kehidupan ekonomi dan politik. Namun, satu hal yang penting diperhatikan mustami penyimak khutbah Jumat tetap di garis ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala. Komitmen inilah yang kita kenal dengan “istiqamah”. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang "Zaman Berubah, Tetaplah Istiqamah!". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ فصلت ٣٠ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan. Kaum Muslimin rahimakumullah, Istiqamah adalah luzum tha’atillah konsisten dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Allah ta’ala. Orang yang istiqamah adalah orang yang senantiasa konsisten taat kepada Allah, melaksanakan segenap kewajiban dan meninggalkan berbagai perkara haram. Orang yang berhasil istiqamah dalam kataatan kepada Allah, maka surga-lah tempatnya di akhirat. Allah ta’ala berfirman إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ فصلت ٣٠ Maknanya “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’,” QS Fushshilat 30. Firman Allah “Kemudian mereka istiqamah” dalam ayat tersebut, menurut Sahabat Abu Bakar bermakna, “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” Menurut Ibnu Abbas, “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.” Sementara kata Qatadah, “Istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.” Allah juga memerintahkan Nabi-Nya untuk Istiqamah فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ الشورى ١٥ Maknanya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka" QS asy-Syura 15 Salah seorang sahabat pernah berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam sebuah perkataan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada siapa pun setelahnya.” Rasulullah menjawab قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ رواه مسلم Maknanya “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah” HR Muslim Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Istiqamah adalah salah satu tonggak yang sangat penting bagi sebuah bangsa atau umat agar bisa berjaya, menempati posisi yang mulia dan memimpin lajunya peradaban dunia. Suatu umat atau sebuah bangsa yang kehilangan permata istiqamah ini akan kehilangan arah dan mudah dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Karena dengan hilangnya istiqamah, moral akan rusak, perbuatan keji dan hina akan menyebar, kerusakan akan merajalela, kekacauan akan merata dan umat akan dihantui oleh rasa hasud, dengki dan permusuhan. Sebaliknya istiqamah akan memberikan buah yang manis di tengah-tengah umat yang berpegang teguh dengannya. Seorang warga atau individu yang istiqamah akan hidup tenang, damai, taat dan tunduk kepada Allah, tidak menyakiti orang lain, bersabar ketika disakiti orang lain, selalu berperan serta dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tengah masyarakat dan membimbing orang yang tersesat ke jalan yang benar. Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia, Jadi istiqamah adalah suatu keniscayaan bagi setiap individu dari sebuah umat atau bangsa, lebih-lebih para pemimpin. Pemimpin dalam skala besar ataupun kecil. Pemimpin dalam lingkup yang luas ataupun unit yang paling kecil. Mulai dari pemimpin suatu negara, pemimpin daerah, pemimpin perusahaan, sampai kepala rumah tangga. Imam Rifa’i pernah menyatakan اِسْتَقِمْ بِنَفْسِكَ يَسْتَقِمْ بِهَا غَيْرُكَ، كَيْفَ يَكُوْنُ الظِّلُّ مُسْتَقِيْمًا وَالْعُوْدُ أَعْوَجُ “Istiqamahkan dirimu maka orang lain akan menjadi istiqamah karenamu, bagaimana mungkin bayangan sebuah benda akan lurus jika bendanya bengkok?” Oleh karenanya sebuah komunitas, perkumpulan atau institusi apa pun yang berharap baik dan merindukan kesuksesan dan kejayaan haruslah dimulai dari istiqamah pemimpinnya. Jika pemimpin dan yang dipimpin istiqamah, guru dan murid istiqamah, suami dan istri istiqamah, direktur dan karyawan istiqamah, pejabat dan rakyat istiqamah dan seluruh lapisan masyarakat di semua bidang dan lini senantiasa istiqamah, maka kebaikan dan kesalehan akan merata di tengah masyarakat kita. Saudara-saudaraku seiman rahimakumullah, Marilah kita selalu istiqamah di jalan Allah meski zaman berubah, walaupun tahun telah berganti. Kita manfaatkan masa-masa hidup yang sementara ini untuk taat kepada Allah. Kehidupan kita di dunia ini adalah nikmat yang harus disyukuri dengan berupaya meraih kebaikan dunia dan akhirat. Kita diberi amanah berupa nikmat waktu, agar kita beramal tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa kebingungan dan kehilangan arah. Hari-hari kita hidup di dunia, itulah umur kita. Orang yang tidak memanfaatkan umurnya maka umur itu yang akan melindasnya tanpa ia bisa meraih apa pun dari kehidupan yang fana ini. Al-Hasan al-Bashri pernah mengatakan ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ “Wahai manusia, engkau tidak lain adalah hari-hari yang terus berjalan, setiap lewat suatu hari maka sebagian dari dirimu telah hilang dan lenyap.” Bahkan al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi sangat menyayangkan waktu yang berlalu begitu saja hanya untuk makan. Ia mengatakan “Waktu yang sangat aku sayangkan pergi begitu saja adalah saat aku makan.” Kita mungkin tidak bisa mencapai tingkatan beliau. Tapi setidaknya apa yang beliau sampaikan menjadi cambuk bagi kita untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Marilah kita terus istiqamah. Kita rawat dan jaga keimanan kita dari hal-hal yang merusak dan memutuskannya. Kita konsisten dalam taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas jembatan shirath di hari kemudian dan keberuntungan di hari kebangkitan. Marilah kita berdoa di hari yang penuh barakah ini. Mudah-mudahan kita dianugerahi kemampuan oleh Allah untuk istiqamah, melakukan semua jenis kebaikan dan menjauhi segenap dosa dan kemaksiatan di sepanjang kehidupan. Sehingga kita menjadi insan-insan yang saleh dan layak menjadi pilar-pilar masyarakat madani yang kita cita-citakan. Marilah kita berdoa dengan doa Imam al-Hasan al-Bashri اللهم أَنْتَ رَبُّنَا فَارْزُقْنَا الْاسْتِقَامَةَ “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka karuniakanlah kepada kami istiqamah di jalan-Mu.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto Baca naskah khutbah Jumat lainnya Khutbah Jumat Tiga Kunci Utama Pintu Surga Khutbah Jumat Mewaspadai Virus Takabur Khutbah Jumat Musibah, Muhasabah, dan Mahabbah Apa saja dosa yang anak muda lakukan? Coba renungkan dari khutbah Jumat berikut ini. Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَي مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ Amma ba’du … Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya. Takwa inilah bentuk syukur kita kepada Allah. Pada hari Jumat yang penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi akhir zaman, Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga, para sahabat, serta pengikut setia beliau hingga akhir zaman. Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah … Kalau kita mau bandingkan anak muda saat ini dengan masa silam, sungguh jauh berbeda. Anak muda yang dulu ada di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah mereka yang peduli pada agamanya, bahkan membela agama dan nabinya. Mereka juga punya akhlak yang mulia seperti berbakti kepada kedua orang tuanya. Coba bandingkan dengan pemuda saat ini zaman now. Ada empat dosa yang akan kita temukan dan empat dosa ini dianggap biasa. Pertama Durhaka kepada Orang Tua Ayat yang memerintahkan untuk berbakti pada orang tua adalah. وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚإِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” QS. Al-Isra’ 23 Kata Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah yang dimaksud dengan ayat di atas, “Janganlah berkata ah, jika kalian melihat sesuatu dari salah satu atau sebagian dari keduanya yang dapat menyakiti manusia. Akan tetapi bersabarlah dari mereka berdua. Lalu raihlah pahala dengan bersabar pada mereka sebagaimana mereka bersabar merawatmu kala kecil.” Mengenai maksud berkata uff ah dalam ayat, dikatakan oleh Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah, “Segala bentuk perkataan keras dan perkataan jelek pada orang tua, pen.” Coba perhatikan bentuk kedurhakaan kepada orang tua yang dianggap jelek oleh ulama di masa silam. Mujahid rahimahullah mengatakan, “Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.” Ka’ab Al-Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan, إِذَا أَمَرَكَ وَالِدُكَ بِشَيْءٍ فَلَمْ تُطِعْهُمَا فَقَدْ عَقَقْتَهُمَا العُقُوْقَ كُلَّهُ “Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara selama bukan dalam maksiat, pen namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.” Birr Al-Walidain, hlm. 8 karya Ibnul Jauziy Coba perhatikan, banyak ataukah tidak kedurhakaan anak muda saat ini seperti yang ditunjukkan di atas? Betapa banyak anak muda saat ini dengan orang tua saja berbicara keras dan kasar. Kedua Pacaran, Suka Nonton Video Porno, Hingga Onani dan Berzina Padahal zina itu dilarang, dan segala jalan menuju zina pun dilarang. Di antara jalan menuju zina adalah melalui pacaran. Dalam ayat disebutkan, وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” QS. Al-Isra’ 32 Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan bahwa Allah melarang zina dan mendekati zina, serta dilarang pula berbagai penyebab yang dapat mengantarkan kepada zina. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 571. Kita pun dilarang melihat aurat yang lainnya seperti yang terjadi pada video porno yang saat ini jadi kecanduan bagi anak muda. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain. Janganlah pula pula seorang wanita melihat aurat wanita lain. Janganlah seorang laki-laki berada dalam satu selimut dengan laki-laki lain. Janganlah pula pula seorang wanita berada satu selimut dengan wanita lain.” HR. Muslim, no. 338 Adapun melakukan onani berarti tidak bisa menjaga kemaluannya. Dalam ayat diperintahkan, وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ 29 إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ 30 فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ 31 “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” QS. Al-Ma’arij 29-31. Ketiga Shalat Masih Bolong-Bolong Padahal shalat itu bagian dari rukun Islam. Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhuma, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ “Islam dibangun di atas lima perkara bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan.” HR. Bukhari, no. 8; Muslim, no. 16 Meninggalkan satu shalat saja begitu berbahaya. Dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالكُفْرِ ، تَرْكَ الصَّلاَةِ “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” HR. Muslim, no. 82 Keempat Sukanya meniru-niru gaya orang kafir hingga merayakan pesta atau peringatan mereka seperti ulang tahun dan hari kasih sayang valentine Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ‭ ‬تَقُومُ‭ ‬السَّاعَةُ‭ ‬حَتَّى‭ ‬تَأْخُذَ‭ ‬أُمَّتِى‭ ‬بِأَخْذِ‭ ‬الْقُرُونِ‭ ‬قَبْلَهَا‭ ‬،‭ ‬شِبْرًا‭ ‬بِشِبْرٍ‭ ‬وَذِرَاعًا‭ ‬بِذِرَاعٍ‭ . ‬فَقِيلَ‭ ‬يَا‭ ‬رَسُولَ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬كَفَارِسَ‭ ‬وَالرُّومِ‭ . ‬فَقَالَ‭ ‬وَمَنِ‭ ‬النَّاسُ‭ ‬إِلاَّ‭ ‬أُولَئِكَ “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ HR. Bukhari no. 7319 Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ‭ ‬تَشَبَّهَ‭ ‬بِقَوْمٍ‭ ‬فَهُوَ‭ ‬مِنْهُمْ “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” HR. Ahmad, 250 dan Abu Daud, no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho 1 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269 Kenapa sampai kita dilarang meniru-niru orang kafir secara lahiriyah? Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, أَنَّ‭ ‬الْمُشَابَهَةَ‭ ‬فِي‭ ‬الْأُمُورِ‭ ‬الظَّاهِرَةِ‭ ‬تُورِثُ‭ ‬تَنَاسُبًا‭ ‬وَتَشَابُهًا‭ ‬فِي‭ ‬الْأَخْلَاقِ‭ ‬وَالْأَعْمَالِ‭ ‬وَلِهَذَا‭ ‬نُهِينَا‭ ‬عَنْ‭ ‬مُشَابَهَةِ‭ ‬الْكُفَّارِ “Keserupaan dalam perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir.” Majmu’ah Al-Fatawa, 22154. Sengsaranya Anak Muda adalah Kalau Jauh dari Agama Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ اللهَ يَبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِي جَوَّاظٍ سَخَابٍ فِي الأَسْوَاقِ جَيْفَةٌ بِاللَّيْلِ حِمَارٌ بِالنَّهَارِ عَالِمٌ بِالدُّنْيَا جَاهِلٌ بِالآخِرَةِ “Allah sangat membenci orang ja’dzari orang sombong, jawwadz rakus lagi pelit, suka teriak di pasar bertengkar berebut hak, bangkai di malam hari tidur sampai pagi, keledai di siang hari karena yang dipikir hanya makan, pintar masalah dunia, namun bodoh masalah akhirat.” HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya 72 – Al-Ihsan. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dalam tahqiq Shahih Ibnu Hibban menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim. Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ Khutbah Kedua الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ — Disusun Oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Naskah Khutbah Jumat Masjid Jami’ Al-Adha Pesantren Darush Sholihin Panggang Gunungkidul Jumat Wage, 28 Rabi’ul Akhir 1440 H 4 Januari 2019 Artikel

khutbah jumat tentang pemuda akhir zaman